Rabu, 30 November 2011

For Dad

Kupersembahkan Bait-bait ini

Untukmu Ayah Tercinta


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..
Akan sering merasa kangen sekali dengan Umminya.
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena Ummi lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ummi untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ummi-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ummi tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……
Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Ummi bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ummi takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ummi menatapmu iba.
Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.
Berbeda dengan Ummi yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Abi bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ummi….
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayahi sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….
Dan kamu harus pergi belajar dikota lain…
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ummi dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah
abi pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Sampai saat seseorang datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu…..
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya….
Saat Ayah melihatmu duduk bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia….
apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena Ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa….
Dalam lirih doanya kepada Rabb, Ayah berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….
Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Ayah telah menyelesaikan tugasnya….
Abi, Ayah, Bapak, atau Abah kita…
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..


  By
Hamba allah

Cerita Ramadhanku (essay ramadhan)

Ramadahan telah datang kembali, semua orang bersuka ria menyambut bulan penuh berkah ini. Tak terasa akhirnya aku bertemu lagi dengan bulan penuh berkah di tahun ini. Sukaria penyambutan ramadhan terasa diseluruh pelosok negeri ini. Malam ini, malam pertama bulan ramadhan, semua orang bersiap-siap untuk melaksanakan shalat sunnah yang selalu dilakukan dibulan ramadhan yaitu taraweh. Cahaya lampu-lampu menerangi pinggir –pinggir tepi sungai itu, suasana ramadhan begitu hadir disini ,begitu juga semua orang. Anak-anak kecil berlari-lari dengan mengenakan koko dan busana muslimah membawa mukenah berlari-lari kearah  surau pinggir sungai itu.
Tanpa terasa tahun ini Alhamdulillah ramadhan hadir di tengah keluargaku, rasa suka ria menghiasi raut wajah di setiap saudra-saudaraku. Perasaanku juga sangat gembira menyambut bulan yang sangat berkah ini. Semua persiapan telah dilakukan dari membersihkan rumah, belanja, gotong royong menghias dan membersihkan surau pinggir sungai kami, agar terlihat indah ketika ramadhan datang.   Dan tak lupa juga persiapan bantin, persiapan diri agar lebih fokus dalam ibadah.
Semua jadwal ramadhan di surau kami sudah tersusun dengan rapi dari imam taraweh, kultum dan gelaran sajadah penjang sudah terbentang di barisan laki-laki maupun perempuan. Surau kami begitu indah ketika ramadhan kali ini. Aku sangat bersyukur dapat bertemu dengan ramadhan kali ini.
Tak terasa air mata ini metes. Rintik-rintik jatuh membasahi wajah ini. Aku teringat pada sosok almarhum kakek dan bibiku. Di ramadhan kali kita tak bisa bertemu dan bersua kembali. Kau telah tiada sebulan sebelu ramadhan datang. Semua keluarga meneteskan air mata ketika kepergianmu. Aku tak menyangka dan tak pernah terpikirkan olehku ramadhan tahun lalu adalah ramadhan terakhir buatmu dan hari kemenangan terakhir buatmu.
Surau itu, kini surau itu hanya menjadi tempat peninggalanmu. Suara adzan dan tilawah kini sudah tak terdengar. Sudah tak ada lagi suara indah mu yang menhiasi surau kami, siapakah yang akan menggantikan itu semua?? Rasa bahagia biasanya selalu kau ucapkan ketika menyambut ramadhan, surau itu selalu kau tunggui ketika ramadhan tiba. Sekarang kau tlah tiada. Mungkin itu hanya menjadi kenangan yang terindah yang terukir di surau itu. Dan tak akan pernah terlupakan.
Semua keluarga menundukkan kepala ketika berkumpul diruang keluarga mengingat semua masa kebersamaan kita sekeluarga. Air berjatuhan dari setiap mata anak-anakmu, mungkin ada keinginanmu yang belum terpacai oleh anakmu ketika kau masih ada. Di ruangan ini kita semua berdo’a agar engkau selalu dilapangkan oleh allah, diterima segala amal-amalnya.
Ketika semua keluarga telah berkumpul diruangan ini kita bersiap-siap untuk berziarah ke makammu, memanjatkan do’a.  akhirnya, kaki-kaki kami melngkahkah keluar dari ruangan itu menuju tempat peristirahatanmu. Disana aku tak menyangka, engkau yang yang measih bercanda bersama kami sebulan yang lalu, kini kami hanya bisa melihat namamu di batu nisan itu tanpa ada wujudmu. Aku memperhatiakan satu persatu raut wajah di setiap keluarga, aku menemukan satu sesosok pria yang menangis begitu sedih tanpa suara, hanya raut mukanya saja mengekspresikan kesedihan yang mendalam.  Setelah berdo’a, taburan bunga pun menghiasi makammu. Kami pun beranjak pulang.
Semoga kau disana tenang dan aku berharap kau dapat marasakan hawa ramadhan itu, dilapangkan kuburanya, dan diterima amal ibadahmu.  Itulah do’a yang kupanjatkan untukmu.
Aku berharap kesedihan ini atau kejadian ini dapat memulai babak baru dalam menjalani hidup. Mempersiapkan diri untuk kematian dan berfikir kita tak tau kapan datang kematian, kita hanya bisa berencana dan allah lah yang mengatur semuanya.   Aku berharap liputan kesedihan keluargaku cepat berakhir, dan kita semua bisa menyambut ramadhan dengan sebuah persiapan rohani yang matang dan fisik yang sehat. Agar kita bisa kembali suci dihari yang fitri nanti.






   Assyifa, 15 Agustus 2011

Minggu, 27 November 2011

the way of life

perjalanan hidup memang selalu membutuhkan waktu dan proses yang tak sebentar. terkadang itu menjadi rintangan ketika seseorang tak mampu dan tak sabar dengan semua itu. itulah kehidupan diuji dan terus diuji, di coba dan terus dicoba. kembali kehakikat kehidupan yang sebenarnya. untuk apa kita hidup??? hidup adalah melakukan yang terbaik untuk diri kita dan penghambaan kita kepada pencipta. tak boleh terlena dengan hidup karena hidup memberikan segalanya.